Guyang dan Kenangan Baik dari Ayah

Duel Kepala Desa 01 VS 02



Fluxcup pernah bilang dalam lirik lagunya "Fuck Fanatic Fans". Yaaah, gitulah, pokoknya.

Saya jadi inget suasana pemilu kemarin. Banyak sekali yang mati-matian membela 01, di waktu yang sama ada juga yang mati-matian membela 02. Seolah kandidat yang mereka usung paling benar dan paling uyee.

Pada suatu hari, ketika saya diskusi dengan beberapa teman, saya disodori pertanyaan begini;

"A, kira-kira menurut Asholah, kandidat mana yang paling layak dipilih?"

Dengan nada sans(serif) alias santai, saya kemudian menjawab,

"Dua-duanya layak dipilih dan dua-duanya tidak layak dipilih. Bebas eta mah, asal ulah jadi pendukung fanatik we, di antara salah satunya. Sebab 01 punya kelebihan dan kekurangan, begitu sebaliknya. 02 juga punya kekurangan dan kelebihan. Ah, toh akhirnya siapapun yang terpilih orang yang berkuasa mah itu-itu aja."

Bola politik itu emang nganu banget, sulit ditebak.

Iya! Kita bisa lihat dari fenomena hari ini. Hasilnya oposisi bisa jadi koalisi, bukan? Dan sebaliknya koalisi juga bisa jadi oposisi.

Semua tergantung tetuanya, tergantung penguasanya. Bukan tergantung anggotanya. Anggotanya mah, manut weh ka jungjunan.

Jadi, nanti-nanti kalau ada duel kepala desa, ulah gontok-gontokan. Sing karunya ka diri sorangan, selaku rahayat. Teu loba walakaya. Eh, atuh kalah kepala desa. 😅

Setidaknya setelah saya membaca berita-berita yang ada, saya agak lega. Masih ada partai yang berani pasang badan menjadi oposisi. Setidaknya, Indonesia masih punya harapan, di tangan mereka yang berani meluruskan kebijakan penguasa.

Itu pun kalo masih punya nyali?

-
Brebes menuju Cirebon, di pojokan kareta.
23 Oktober 2019

Komentar